Pages

Minggu, 26 Desember 2010

Alkohol

Alkohol adalah senyawa organic yang mengandung gugus fungsi gidroksil (-OH).
Snyawa alcohol memiliki rumus umum : CnH2n+1OH.
Molekul alcohol bersifat polar, dan berikatan hydrogen. Alcohol rantai pendek larut dalam air, tetapi alcohol rantai panjang tidak/sukar larut didalamnya. Semakin panjang rantai karbon, semakin berkurang kepolaran anyawa alcohol.

Molekul polar adalah molekul yang memiliki muatan relative positif dan negative, tetapi tidak mengion.

Sabtu, 25 Desember 2010

DNA (Deoxyribo Nucleat Acid)

Suatu molekul berbentuk benang halus rangkap terpilin (double ellix) sebagai bagian komponen pembentuk kromosom yang terdapat pada setiap sel hidup. Setiap penggal benang DNA merupakan sumber informasi genetic tertentu, yang menentukan sifat atau cirri suatu organism (maluk hidup) yang disebut gena.

Pada sel prokariotik, benang DNA selalu dapat diliat di dalam sel dengan menggunakan mikroskop electron yang pembesarannya satu juta kali. Tetapi pada sel eukariotik, benang DNA anya dapat dilihat dalam fase istirahat, karena semasa pembelahan (mitosisi atau meiosis) DNA dikemas dalam bentuk kromosom. Hubungan antara benang DNA dengan kromosom dapat dilihat pada gambar berikut ini.



Secara kimiawi, DNA terdiri atas empat jenis bahan kimia (empat basa nitrogen), yaitu golongan primidin (sitosin dan timin) berpasangan dengan golongan purin (adenine dan guanine). Pasngan antar basa-basanya adalah adenine dengan timin (A --- T) dan guanine dengan sitosin (G --- S) yang dihubungkan dengan ikatan hydrogen, dan masing-masing basa terikat pada molekul gula yang terkait gugus posfat (ribulosa-posfat) sebagai anak tangga dalam benang spiral DNA. Untuk setiap penggal dua benang spiral DNA dapat terjadi susunan anak tangganya seperti contoh:

• Jika suatu penggal benang spiral DNA pad rantai sebelahnya mengandung basa G T saja, maka basa pada rantai sebelahnya adalah S dan A, sehingga satu penggalnya susunan GSTA, GSTA… dan seterusnya.
• Jika rantai sebelahnya ada basa TAS, maka basa sebelahnya adala ATH, sehingga satu penggalnya memiliki susunan basa TAATSG, TAATSG…
• Jika rantai sebelahnya ada basa GTAS, maka basa sebelahnya adalah SATG, sehingga satu penggalnya memiliki susunan basa GSTAATATSG, GSTAATATSG… dan seterusnya.

Dengan demikian, hanya dengan empat macam basa tersebut sebagai “kode genetic” dapat dibentuk kemungkinan yang tdak terbatas banyaknya untuk menampakkan sebagai satu jenis gena untuk sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap jenis organism. Pengaturan kombinasi maupun jumlah zat basa pada DNA menghasilkan “kode informasi genetic”. Semakin Tinggi tingkatan organism, semakin kompleks susunan kombinasi pasangan bsa-basa nitrogen tersebut.